Kamis, 27 Oktober 2011

Lumba-lumba

Lumba-lumba adalah mamalia laut yang sangat cerdas, selain itu sistem alamiah yang melengkapi tubuhnya sangat kompleks. Sehingga banyak teknologi yang terinspirasi dari lumba-lumba. Salah satu contoh adalah kulit lumba-lumba yang mampu memperkecil gesekan dengan air, sehingga lumba-lumba dapat berenang dengan sedikit hambatan air. Hal ini yang digunakan para perenang untuk merancang baju renang yang mirip kulit lumba-lumba.
Lumba-lumba memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsang yang dinamakan sistem sonar, sistem ini dapat menghindari benda-benda yang ada di depan lumba-lumba, sehingga terhindar dari benturan. Teknologi ini kemudian diterapkan dalam pembuatan radar kapal selam. Lumba-lumba adalah binatang menyusui. Mereka hidup di laut dan sungai di seluruh dunia. Lumba-lumba adalah kerebat paus dan pesut. Ada lebih dari 40 jenis lumba-lumba.
Bayi lumba-lumba yang baru lahir akan dibawa ke permukaan oleh induknya agar bisa menghirup udara. Lumba-lumba perlu naik ke permukaan untuk bernafas supaya tetap hidup. Lumba-lumba bernafas melalui lubang udara yang terletak di atas kepalnya. Tubuhnya yang licin dan ramping sangat sesuai untuk berenang. Induk lumba-lumba menyusui anaknya dengan susu yang gurih dan menyediakan energi bagi anaknya supaya cepat besar. Setiap anak lumba-lumba selalu berada di dekat induknya, sehingga ibunya bisa melindungi dari bahaya. Lumba-lumba selalu menjaga hubungan dengan anaknya hingga tumbuh semakin besar. Induk lumba-lumba memanggil anak anaknya dengan siulan khusus yang bisa mereka kenali.
Lumba-lumba hidup dan bekerja dalam kelompok atau disebut kawanan. Mereka sering bermain bersama. Seekor lumba-lumba tidak bisa tidur nyenyak di bawah air. Ia bisa tenggelam. Oleh karena itu, ia setengah tidur beberapa saat dalam sehari. Lumba-lumba makan cumi dan ikan seperti ikan mullet abu-abu. Kadang kadang Lumba-lumba menggiring kawanan ikan agar mudah ditangkap. Lumba-lumba mencari jalan dengan mengirimkan suara di dalam air. Jika suara itu mengenai suatu benda, suara itu akan dipantulkan kembali sebagai gema. Kadang kadang, suara gaduh di laut akibat pengeboran minyak dapat membingungkan lumba-lumba. Mereka akan mengalami kesulitan dalam mengirim dan menerima pesan.
Manusia senantiasa tertarik dengan kisah lumba-lumba. Bangsa Romawi telah membuat gambar mozaik lumba-lumba sekitar 2.000 tahun lalu. Sekarang, manusia senang berenang di laut bersama binatang yang pandai dan bersahabat seperti lumba-lumba. Lumba-lumba harus berhati hati terhadap ikan hiu yang mungkin menyerang mereka sewaktu waktu. Mereka melindungi diri dengan gigi giginya, kadang-kadang mereka menggunakan paruhnya sebagai pelantak. Manusia dapat menjala banyak sekali ikan bagi lumba-lumba untuk makanannya. Terkadang, lumba-lumba tertangkap oleh jaring nelayan. Mereka tidak dapat menghirup napas di permukaan, akibatnya mereka tenggelam. Ketika bahan kimia yang berbahaya dibuang ke laut, limbah itu bisa meracuni makanan yang dimakan lumba-lumba. Pembangunan waduk di sungai dan pengeringan danau hanya menyisakan sedikit tempat bagi binatang seperti lumba-lumba Brazil untuk hidup.
Lumba-lumba tergolong sebagai mamalia yang cerdas. Lumba-lumba dapat menolong manusia, bila lumba-lumba sudah terlatih, bahkan lingkaran api pun dapat mereka terobos. Singa laut, spesies primata, ikan paus dan anjing juga termasuk binatang yang cerdas. Lumba-lumba yang sudah terlatih dapat melakukan berbagai atraksi dan mereka juga dapat berhitung, tetapi Lumba-lumba liar belum dapat melakukan berbagai atraksi. Sekarang ini, lumba-lumba dan ikan paus sudah langka, maka lumba-lumba dan ikan paus harus dilindungi. Lumba-lumba dan ikan paus telah mulai dilindungi di seluruh dunia

Teri

Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota keluarga Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh perak kehijauan atau kebiruan.
Walaupun anggota Engraulidaei ada yang memiliki panjang maksimum 23 cm, nama ikan teri biasanya diberikan bagi ikan dengan panjang maksimum 5 cm. Moncongnya tumpul dengan gigi yang kecil dan tajam pada kedua-dua rahangnya. Mangsa utama ikan teri ialah plankton.

[sunting] Pemanfaatan

Di kawasan sekitar Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, ikan teri biasa diogoreng dan dihidangkan dengan sambal bersama-sama nasi hangat atau nasi lemak. Ikan ini juga dihaluskan berbentuk tepung. Di Vietnam, saus ikan nước mắm — simbol tidak resmi negara itu — dibuat dengan bahan utama ikan teri.

Ikan Tenggiri

Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Scombridae
Genus: Acanthocybium
Spesies: A. solandri
Nama binomial
Acanthocybium solandri
Tenggiri laki, tenggiri fajar, atau wahoo (Acanthocybium solandri) adalah ikan dari suku Scombridae yang ditemukan di lautan tropis dan subtropis. Karena kecepatan dan kualitas dagingnya yang tinggi membuat ikan ini dijadikan hadiah permainan memancing. Di Hawaii, ikan ini dikenal sebagai ono, sedangkan di Karibia dan Amerika Tengah ikan ini dipanggil peto.
Tubuhnya tertutupi oleh sisik kecil dan tipis, punggungnya berwarna hijau-kebiruan, sisik berwarna perak, dengan pola garis-garis berwarna biru gelap, warnanya akan semakin pudar ketika mati. Ikan ini bermulut besar, dan taring di bagian bawah dan atas mulutnya terlihat lebih tajam daripada taring ikan mackerel Spanyol.

Seekor tenggiri laki yang ditangkap oleh nelayan di Bonaire, Antillen Belanda
Tengiri laki adalah ikan yang menghuni perairan tropika dan subtropika Indo-Pasifik.
.
Tenggiri adalah nama umum bagi sekelompok ikan yang tergolong ke dalam marga Scomberomorus, suku Scombridae. Ikan ini merupakan kerabat dekat tuna, tongkol, madidihang, makerel dan kembung. Tenggiri banyak disukai orang, diperdagangkan dalam bentuk segar, ikan kering, atau diolah menjadi kerupuk, siomay, dan lain-lain.
Tenggiri
Rentang fosil: Thanetian hingga kini
Tenggiri Melayu Scomberomorus commerson
Tenggiri Melayu Scomberomorus commerson
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Scombridae
Genus: Scomberomorus
Lacepède, 1801
Ikan tenggiri bertubuh memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya, telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII – XXII jari-jari keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan (finlet).
Tenggiri Melayu (Scomberomorus commerson), spesies yang terbesar, dapat mencapai panjang 220 cm, meski kebanyakan kurang dari 1 m saja. Tenggiri merupakan ikan pelagis yang kerap berenang menggerombol dalam kelompok kecil

Paus (mamalia)

?Whale
Humpback whale
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Upakelas: Eutheria
Ordo: Cetacea
Paus atau lodan (khusus yang bergigi dan bukan berukuran kecil) adalah sekelompok mamalia yang hidup di lautan. Sebutan "paus" diberikan pada anggota bangsa Cetacea yang berukuran besar. Paus bukan tergolong dalam keluarga ikan. Paus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Paus purba berevolusi pada pertengahan tempo Eocene, kira-kira 50 juta tahun yang lalu. Salah satu paus terawal yang telah punah adalah Basilosaurus yang mempunyai kepala kecil bermoncong menonjol dan bergigi. Basilosaurus mempunyai panjang 25 meter.
Fosil menunjukkan bahwa paus berasal dari hewan daratan berkuku, kemungkinan dari hewan seperti Mesonychid (hewan seperti serigala yang tinggal di pesisir pantai) yang berangsur-angsur kembali menghunii lautan sekitar 50 juta tahun yang lalu. Satu lagi kemungkinan hewan lain yang berubah menjadi paus, adalah Ambulocetus, mamalia seukuran anjing laut namun memiliki panjang 3 meter seberat 325 kilogram.
Pada masa kini dikenal dua kelompok paus, yaitu paus bergigi (Odontoceti) dan paus tidak bergigi (Mysticeti). Paus Odontoceti yang bergigi merupakan pemangsa yang memakan ikan, sotong, dan mamalia laut, mempunyai satu lubang pernapasan. Paus bergigi berkerabat dekat dengan lumba-lumba dan pesut. Paus tidak bergigi berukuran lebih besar daripada ikan paus bergigi dan mempunyai struktur yang dikenal sebagai balin yang berbentuk sikat. Struktur ini berguna untuk menyaring plankton, makanannya, di air. Paus berbalin mempunyai dua lubang pernapasan.

Hiu

Hiu adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap [1] dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air.[1] Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.
Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi, Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang bertumbuh hingga sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah yang paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.[2]

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Ciri-ciri fisik

[sunting] Kerangka

Kerangka hiu sangat berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan bertulang seperti misalnya ikan kod, karena terbuat dari tulang muda (tulang rawan), yang sangat ringan dan lentur, meskipun tulang muda di ikan-ikan hiu yang lebih tua kadang-kadang sebagian bisa mengapur, sehingga membuatnya lebih keras dan lebih seperti tulang. Rahang hiu beraneka ragam dan diduga telah berevolusi dari rongga insang yang pertama. Rahang ini tidak melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral tambahan yang memberikannya kekuatan yang lebih besar.[3]
Hiu umumnya lambat mencapai kedewasaan seksualnya dan menghasilkan sedikit sekali keturunan dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya yang dipanen. Ini telah menimbulkan keprihatinan di antara para biologiwan karena meningkatnya usaha yang dilakukan untuk menangkapi ikan hiu selama ini, dan banyak spesies yang kini dianggap terancam punah.
Beberapa organisasi, seperti misalnya Shark Trust, melakukan kampanye untuk membatasi penangkapan hiu.

[sunting] Hiu dalam mitologi

Hiu sangat menonjol dalam mitologi Hawaii. Ada cerita-cerita tentang manusia hiu yang mempunyai rahang hiu di belakang mereka. Mereka dapat berubah bentuk antara hiu dan manusia pada waktu-waktu yang mereka inginkan. Sebuah tema umum dalam cerita-cerita ini adalah bahwa manusia-manusia hiu ini akan memperingatkan orang-orang yang ke pantai bahwa di perairan itu terdapat hiu. Orang-orang yang ke pantai itu akan menertawai dan mengabaikan peringatan-peringatan mereka dan akan tetap berenang, dan karena itu kemudian mereka dimakan oleh manusia hiu yang sama, yang memberikan peringatan kepada mereka agar tidak turun ke air.
Mitologi Hawaii juga mengandung banyak dewa hiu. Mereka percaya bahwa hiu adalah penjaga samudra, dan mereka disebut Aumakua:[4]
  • Kamohoali'i – Dewa hiu yang paling terkenal dan dihormati. Ia lebih tua dan menyukai saudara dari Pele,[5] dan menolong serta berjalan bersamanya ke Hawaii. Ia mampu mengambil rupa manusia dan ikan. Sebuah tebing yang tinggi di kawah Kilauea dianggap sebagai salah satu tempatnya yang paling suci. Di salah satu tempat itu, ia mempunyai sebuah he'iau (kuil) yang dipersembahkan baginya di setiap potong tanah yang menjorok ke laut di pulau Moloka'i.
  • Ka'ahupahau – Dewi ini dilahirkan sebagai manusia, dengan ciri khasnya karena rambutnya yang merah. Ia belakangan berubah ke dalam bentuk hiu dan diyakini melindungi rakyat yang hidup di O'ahu dari ikan-ikan hiu. Ia juga diyakini hidup dekat Pearl Harbor.
  • Kaholia Kane – Ini adalah dewa hiu dari ali'i Kalaniopu'u dan diyakini tinggal di sebuah gua di Puhi, Kaua'i.
  • Kane'ae – Dewi hiu yang berubah menjadi manusia agar dapat mengalami suka cita menari.
  • Kane'apua – Yang paling umum, ia diyakini sebagai saudara laki-laki dari Pele dan Kamohoali'i. Ia adalah dewa yang suka mempermainkan orang yang melakukan banyak tindakan kepahlawanan, termasuk menenangkan dua bukit legendaris yang konon bertabrakan sehingga menghancurkan perahu-perahu yang berusaha melewatinya.
  • Kawelomahamahai'a – Asalnya manusia, ia kemudian diubah menjadi hiu.
  • Keali'ikau 'o Ka'u – Ia adalah sepupu dari Pele dan anak laki-laki dari Kua. Ia disebut pelindung rakyat Ka'u. Ia pernah mengadakan hubungan dengan seorang gadis manusia, yang melahirkan seekor hiu hijau.
  • Kua – ini adalah dewa hiu yang utama dari rakyat Ka'u, dan diyakini merupakan nenek moyang mereka.
  • Kuhaimoana – Ia adalah saudara laki-laki dari Pele dan tinggal di pulau Ka'ula. Panjangnya konon 55 m dan merupakan suami dari Ka'ahupahau.
  • Kauhuhu – Ia adalah raja hiu yang kejam yang hidup di sebuah gua di Kipahulu di pulau Maui. Kadang-kadang ia pindah ke gua yang lain di sisi angin bertiup dari pulau Moloka'i.
  • Kane-i-kokala – Sejenis dewa hiu yang menyelamatkan orang-orang yang karam kapalnya dengan membawa mereka ke pantai. Orang-orang yang menyembahnya tidak mau memakannya, menyentuh atau melintasi asap kokala, ikannya yang suci.
Dalam budaya-budaya Samudra Pasifik lainnya, Dakuwanga adalah dewa hiu yang juga merupakan pemakan jiwa-jiwa yang tersesat.
Di Yunani kuno, orang dilarang makan daging hiu pada festival-festival perempuan.

[sunting] Mitos

Ada mitos yang populer bahwa hiu kebal terhadap penyakit dan kanker; namun hal ini tidak benar. Ada penyakit dan parasit yang memengaruhi hiu. Bukti bahwa hiu setidak-tidaknya tahan terhadap kanker dan penyakit boleh dikatakan hanya anekdot dan kalaupun ada, sedikit sekali studi ilmiah atau statistik yang membuktikan bahwa hiu dapat meningkatkan kekebalan terhadap penyakit. Namun sekarang sudah ada beberapa perusahaan obat-obatan yang memproduksi minyak hati ikan hiu (Squalene) untuk meningkatkan kesehatan hati dan jantung.[6]

[sunting] Film

[sunting] Lihat pula

[sunting] Rujukan

  1. ^ a b Budker, Paul (14 Oktober 1971). The Life of Sharks. London: Weidenfeld and Nicolson. SBN 297003070.
  2. ^ Allen, Thomas B. (14 Oktober 1999). The Shark Almanac. New York: The Lyons Press. ISBN 1-55821-582-4.
  3. ^ Hamlett, W. C. (14 Oktober 1999). Sharks, Skates and Rays: The Biology of Elasmobranch Fishes. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6048-2.
  4. ^ "Hawaiian Mitologi". Diakses pada 13 September 2006.
  5. ^ "Pele, Goddess of Fire (Pele, Dewi Api)". Diakses pada 13 September 2006.
  6. ^ "Do Sharks Hold Secret to Human Cancer Fight?". National Geographic. Diakses pada 8 September 2006.
[sunting] Rujukan umum
  • Castro, Jose (14 Oktober 1983). The Sharks of North American Waters. College Station: Texas A&M University Press. ISBN 0-89096-143-3.
  • Stevens, John D. (14 Oktober 1987). Sharks. New York: NY Facts on File Publications. ISBN 1-858052-49-4.
  • Pough, F. H. (14 Oktober 2005). Vertebrate Life. 7th Ed.. New Jersey: Pearson Education Ltd.. ISBN 0-13-127836-3.

[sunting] Pranala luar

Kakap Merah

Kakap Merah

ASEM-ASEM IKAN CUCUT ASIN Penilaian :

Menu yang satu ini paling mantap jika disantap saat kuahnya masih panas dan ditemani nasi putih hangat. Wah, segarnya asam kerasa banget deh.

bahan-bahan/bumbu-bumbu :
250 gram ikan cucut asin, diseduh air panas
4 butir bawang merah, diiris
3 siung bawang putih, diiris
1 buah cabai merah besar, dipotong bulat 1 cm
1 buah cabai hijau besar, dipotong bulat 1cm
2 cm kunyit bakar, dibelah dua bagian
1/2 sendok makan kecap manis
1/2 sendok teh garam
1/4 sendok teh merica bubuk
6 buah belimbing wuluh, dipotong 1 cm
1 sendok makan air asam jawa (dari 1/2 sendok teh asam jawa dan 2 sendok makan air)
800 ml air
2 sendok makan minyak untuk menumis

Cara Pengolahan :
  1. Panaskan minyak. Tumis bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai hijau, dan kunyit sampai harum. Tuangkan air. Masak sampai mendidih.
  2. Masukkan kecap asin, garam dan merica bubuk. Aduk rata.
  3. Tambahkan ikan cucut asin, belimbing wuluh, dan air asam jawa. Masak sampai matang.
Untuk 5 porsi

Bandeng presto

Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ikan bandeng (Chanos chanos) yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit dan garam. Ikan bandeng ini kemudian dimasak pada alas daun pisang dengan cara presto. Presto adalah cara memasak dengan uap air yang bertekanan tinggi. Makanan yang dimasak dengan cara ini diletakkan dalam panci yang dapat dikunci dengan rapat. Air yang berada di dalam panci ini kemudian dipanaskan hingga mendidih. Uap air yang timbul akan memasak makanan yang berada di dalam panci ini. Karena ikan bandeng terkenal memiliki banyak duri, bandeng presto adalah makanan yang digemari karena dengan cara masak presto duri-duri ini menjadi sangat lunak.

Jumat, 21 Oktober 2011

Budidaya Ikan Patin

Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Budidaya ikan Patin masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permintaan ikan patin  masih sangat kurang. Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok. Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.

Teknik budidaya ikan patin sebenarnya relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.
Ikan Patin Raksasa Berat 43 Kg,Panjang 1.3m.Dokumentasi Sriwijaya Post

Model Budi Daya Ikan Patin

Peluang usaha Budidaya Ikan Patin dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan yaitu kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran sebagai ikan konsumsi. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup memiliki prospek yang bagus karena permintaan bibit juga cukup besar. Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang relatif pendek sehingga perputaran modal bisa dipercepat. Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor, dan setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Sebagian petani ikan patin memanen setelah usia 3 sampai 4 bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per ekornya. Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi memiliki peluang usaha yang sama-sama menguntungkan, tergantung pilihan kita mana yang lebih memungkinkan.

Persyaratan Budidaya Ikan Patin

Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
6. PH air berkisar antara: 6,5–7.

Teknik Budidaya Ikan Patin

A. Pembibitan Ikan Patin

Pembibitan Ikan Patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Memilih calon induk siap pijah.
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
a. Induk betina
  • Umur tiga tahun.
  • Ukuran 1,5–2 kg.
  • Perut membesar ke arah anus.
  • Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
  • Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
  • Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
  • kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
b. Induk jantan
  • Umur dua tahun.
  • Ukuran 1,5–2 kg.
  • Kulit perut lembek dan tipis.
  • Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
  • Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,Biasanya ikan mas.
Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas, berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset. Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni (aquades) yang dapat dibeli di apotik.
3. Kawin suntik (induce breeding).
Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.
4. Penetasan telur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.
5. Perawatan larva.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.
6. Pendederan.
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.
7. Pemanenan.
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

B. Pemeliharaan Pembesaran

Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
1. Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2.
2. Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek  kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
3. Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit.  Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
4. Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini.

Budidaya Belut Panen

Setelah kurang lebih empat bulan saya nyebar bibit belut, akhirnya kemaren sore tiba juga waktunya saya memanennya (masih dalam taraf uji coba)… alhamdulillah hasilnya cukup lumayan. Karena waktu itu hanya untuk uji coba jadi saya menebar benih Cuma 2 kilogram, seharga Rp. 20.000 per kilonya. Hasil panennya tidak saya jual, saya makan sendiri aja buat lauk hehehe, males mau jual….hasilnya sih emang lumayan, lumayan dikit maksudnya…. hehehe…
Dulu saya punya ide untuk melakukan uji coba budidaya belut dari kenalan saya, dia mendapatkan info dari temannya. Teman kenalan saya itu memang sudah sukses di bidang budidaya belut. Teman kenalan saya juga sudah berhasil menembus pasar expor. (hebat banget ya….). Ya udah trus saya coba-coba deh bikin peternakan belut. Secara teori sih gampang buanget, modal nya juga cukup kecil. (Tapi prakteknya ….. hem….). Yang dibutuhkan untuk budidaya belut adalah Terpal dengan ukuran empat kali enam meter, bambu, jerami, pupuk kompos dan kandang, Obat EM, lumpur, dan Air (itu semua untuk medianya).
Kemaren saya beli terpal seharga Rp 85.000, jeraminya minta sama tetangga, lumpurnya bikin sendiri, obat EM nya seharga Rp. 15.000, komposnya beli di kelompok tadi seharga Rp. 10.000 satu karung. Jadi jika dijumlah 85.000 + 15.000 + 10.000 = 110.000. Cuma sedikit kan modalnya???
Untuk membuat media tinggal campur aja rumuan di atas, seperti jerami, pupuk kompos, pupuk kandang, EM dan air. Setelah dicampurkan tunggu sampai satu bulan untuk proses fermentasinya, karena kalau belum sampe satu bulan bibitnya udah dimasukkan nanti bisa mati semua..
Lokasinya saya letakkan di dalam rumah saya, karena saya punya kamar yang ukurannya pas dengan ukuran terpalnya (4 x 6 m) dan kebetulan tidak saya pakai. Jadi langsung pasang aja itu terpalnya…
Dulu waktu awal nyebar bibit makannya tak kasih cacing tanah…. tapi lama-kelamaan males juga nyangkulin tanah Cuma buat nyari cacing…. capek banget…. sampe pinggangku pegel. Jadi saya beliin aja bekecot mentah, empat kilo seharga Rp. 5.000. Saya ngasih makannya kadang dua kali sehari, kadang juga satu kali sehari, kadang juga gak tak kasih makan heheh (kejam sekali) itu kalau bener-bener sibuk….
Biar jelas tentang budidaya belut nih saya kasih Analisanya
BIAYA / PENGELUARAN :
Biaya Investasi
1. Terpal 4 x 6 m 1 lembar = Rp. 100.000
2. Bambu ori 4 batang x Rp. 10.000 = Rp. 40.000
3. Media, jerami, kompos , debok, pupuk
kandang, EM4, katul = Rp. 40.000
4. Ongkos tenaga kasar = Rp. 20.000
Jumlah = Rp. 200.000
Biaya Operasional
1. Beli benih 10 kg x Rp. 25.000 = Rp. 250.000
2. Pakan (cacing, bekicot, katak, dll) = Rp. 50.000
Jumlah = Rp. 300.000
Total Biaya = Rp. 500.000
PENERIMAAN / PENDAPATAN
1. Panen 10 kg x 10 kg = 100 kg
Resiko 10 % x 100 kg = 90 kg
2. 90 kg x Rp. 10.000 = Rp.900.000
LABA / KEUNTUNGAN
1. Rp. 900.000 - Rp. 500.000 = Rp. 400.000
Keterangan
Harga benih per kg Rp. 25.000
Harga jual panen per kg Rp. 10.000 s/d 15.000
Standar daya tampung benih 1 m2 = 1 kg s/d 2 kg
1 kg benih à belud panen à 8 kg s/d 12 kg
1 lembar terpal ukuran 4 x 6 m jadi kedalaman ukuran 2 x 4 m
Resiko kematian benih ± 10 %
Keuntungan Rp. 400.000 di atas dihitung untuk satu kolam saja dan waktunya panennya kurang lebih 5 bulan. Jadi kalau pengen untungnya banyak ya bikin kolamnya juga harus banyak.
Siapa yang mau coba??? Silahkan saja, tapi kalau saya sepertinya tidak cocok dengan usaha ini, jadi budidaya belut yang saya lakukan ini juga Cuma sampe tahap uji coba saja, tidak saya lanjutkan…. modalnya sepertinya juga belum balik.
Kalau pengen anda yang ingin lebih jelas lagi mengenai budidaya belut bisa mengunjungi www.tehnikbudidayabelut.blogspot.com di situs ini penjelasan budidaya belut yang cukup lengkap.
Tulisan di atas hanyalah cerita saya mengenai ujicoba belut yang tidak saya teruskan.  dan mengenai perhitungan  di atas saya peroleh dari teman saya, saya sama sekali belum melakukan perhitungan khusus. dan saya tidak bertanggung jawab apabila anda melakukan ujicoba beternak belut kemudian mengalami kegagalan…

Budidaya Perikanan pada tiap jenis ikan

Habitat asli diskus (Symphysodon discus) adalah Rio Negro dan perairan tenang Sungai Amazon. Sifatnya omnivora. Gerakannya sangat halus. Ikan ini pun terkenal sebagai "King of Aquarium". Disebut diskus karena bentuk tubuhnya bulat seperti cakram.

Ada empat spesies diskus yang dibudidayakan walaupun semuanya disebut sebagai diskus, yaitu Heckel Discus (Symphysodon discus), Brown Discus (Symphysodon aequifasciata axetrodi), Green Discus (Symphysodon aequifasciata aequifasciata), dan Blue Discus (Symphysodon aequifasciata haroldi). Oleh karena penggemarnya sangat banyak, kreativitas peternak dan hobiis sangat diperlukan untuk memunculkan varietas baru yang lebih bagus.

Hingga saat ini ada banyak varietas diskus, di antaranya ialah Red Pigeon, Marlboro, Brown Discus, dan Cobalt. Suhu yang baik untuk pemeliharaan diskus berkisar 25-30° C. Sementara kisaran kualitas air seperti keasaman (pH) cukup lebar sekitar 5-6,5 dan kekerasan air lunak antara 3-5° dH.


Pemijahan diskus sudah bukan masalah lagi bagi peternak maupun hobiis. Namun, karena harganya mahal dan banyak penggemarnya maka pemijahannya sebaiknya dilakukan dengan seksama. Pemilihan induk harus tepat agar anak yang dihasilkan berkualitas dan bernilai jual tinggi. Induk yang baik harus tanpa cacat, sehat, tampak aktif, bentuknya proporsional, ukurannya terbesar di antara kelompok umurnya, gemuk, mulutnya relatif besar, dan berumur lebih dari setahun.

Induk diskus sangat susah dipaksakan berpasangan sehingga biasanya dibiarkan memilih pasangannya sendiri dalam kelompok calon induk. Bila sudah tampak berpasangan dengan terus berenang bersama maka pasangan induk tersebut dapat dipisahkan dari kelompoknya. Pakan induk tersebut berupa pakan alami seperti cacing darah dan jentik nyamuk serta pakan buatan (pelet) khusus untuk diskus yang banyak dijual di pasaran.


Sarang telur biasanya dibuat dari potongan paralon yang diletakkan di pojok atau tengah akuarium pada posisi berdiri. Seperti halnya ikan lain, induk diskus pun akan membersihkan sarangnya sebelum meletakkan telur-telurnya.

Sifat ikan ini sangat unik, yaitu telur dan larvanya tidak dapat dipisahkan dari induknya. Oleh karena itu, telurnya tidak dipisahkan dari induknya dan dibiarkan menetas dalam wadah pemijahan. Telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Larva ini akan terus menempel pada induknya hingga berumur seminggu.

Biasanya larva akan mulai berenang setelah berumur seminggu. Walaupun sudah bisa berenang, namun larva tersebut akan sering menempel pada induknya hingga berumur 21 hari. Beberapa pakar menyebutkan bahwa larva diskus tersebut memakan lendir yang keluar dari tubuh induknya atau sering disebut "menyusu" pada induk. Ada juga pakar yang percaya bahwa larva ini diberi pakan melalui mulut induknya.

Walaupun ikan ini terkenal dengan sifatnya merawat telur dan anaknya, namun ada juga induk yang memakan telurnya sendiri. Sementara larva yang sudah bisa berenang tidak akan dimakan induknya. Oleh karena itu, biasanya peternak memberi sekat untuk membatasi induk dengan telurnya. Sekat tersebut terbuat dari kawat halus yang dilingkarkan ke sarang. Adanya sekat ini menyebabkan induk tidak dapat mencapai telurnya.

Selain dengan sekat, dapat juga induknya diganti dengan induk yang sudah diketahui sebagai perawat telur dan larva yang baik. Penggantian induk ini dilakukan pada saat selesai memijah.
Walaupun pakan untuk larva berasal dari induknya, namun akan lebih baik lagi bila ditambahkan nauplii artemia atau kutu air saring. Bila larva sudah pisah dari induknya, pakannya dapat diganti

dengan kutu air besar. Namun, kualitas pakan tersebut harus diperhatikan, terutama pakan dari alam, agar ikan terhindar dari penyakit.
Diskus berumur sebulan atau lebih sudah bisa diberi pakan cacing sutera, cacing darah, atau jentik nyamuk. Bahkan pelet pun dapat diberikan pada usia dewasa. Sementara penggantian air selama pembesaran perlu selalu diperhatikan. penggantian air ini rutin dilakukan setiap 1-2 hari sebanyak sepertiga atau separo volume air. Ukuran 4 cm atau berumur sekitar 3 bulan mulai dapat dijual.

PEMBENIHAN IKAN HIAS CORYDORAS

1. Pendahuluan
Corydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik di negara maju.
Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudidayaannya.
2. Ciri Morfologi
Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm.
Ikan Corydoras dapat dibudidayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8, suhu 21.5-28 O C.
3. Prasarana dan Sarana
Dalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat, yaitu :
a. Induk ikan Corydoras betina dan jantan
b. Wadah pemeliharaan berupa :
~ Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60x40x40 cm.
~ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal
c. Pakan
~ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk.
~ Pakan larva berupa nauplii artemia
~ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing tubifex
4. Kegiatan Operasional
4.1 Pemeliharaan Induk
Ikan Corydoras mulai dapat dipijahkan minimal pada umur delapan bulan. Pakan yang terbaik diberikan pada masa pemeliharaan induk adalah pakan yang banyak mengandung zat chitin seperti larva nyamuk yang baik untuk perkembangan telur. Selain itu karena Corydoras bersifat 'bottom feeder' maka ikan ini lebih responsif pada jenis makanan seperti cacing tubifex atau chironomus.
Cara termudah untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan melihat bentuk tubuh. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti terpedo, bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh lebih langsing dan ukurannya lebih kecil daripada betina, dan sirip dorsal ikan jantan terlihat lebih runcing. Tubuh ikan betina berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan, dan perutnya yang tampak membundar berisi telur.
4.2. Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara masal di bak semen, bak fiber atau akuarium dengan perbandingan induk betina : jantan l : 2 atau 1:1. Penggantian air dilakukan setiap hari, untuk menjaga kualitas air media pemijahan.
Corydoras mempunyai tipe bertelur dengan menempelkan telurnya pada suatu substrat yaitu : lempengan kaca, potongan paralon (PVC), ubin keramik atau lempengan batu.
Ikan Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, sehingga setiap hari dapat ditemukan substrat yang ditempeli telur. Setiap induk mampu menghasilkan 200-350 butir telur. Selanjutnya substrat yang dipasang diambil untuk ditetaskan pada wadah penetasan telur.
4.3. Penetasan telur
Telur yang menempel pada substrat selanjutnya ditetaskan di dalam akuarium . Telur akan menetas dalam waktu enam hari. Selama penetasan telur, media pemeliharaan diberi obat anti jamur antara lain methylene blue 0.1 ppm. Derajat penetasan telur berkisar 60-70%. Larva ikan Corydoras dipelihara di akuarium tersebut sampai berumur tujuh hari dengan pemberian pakan berupa nauplius artemia.
4.4. Tahap Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan pada wadah berupa fiber glass atau bak semen sampai ukuran S (Small=kecil) dengan padat penebaran 20-30 ekor/liter. Selama satu Bulan mencapai ukuran M (Medium=sedang) yaitu dengan padat penebaran 10-15/liter dan siap untuk dipasarkan.
Pemeliharaan selanjutnya lebih diarahkan ke pengadaan calon induk, karena biasanya pada ukuran L (Large=besar) permintaan pasar cenderung menurun. Padat penebaran pada masa pemeliharaan dari ukuran M ke ukuran L adalah 5 ekor/liter.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ikan sampai siap dipasarkan berupa cacing tubifex.
4.5. Pengelolaan Kesehatan Ikan
Beberapa jenis parasit yang sering menyerang ikan Corydoras ini adalah : Trichodina sp, Epistylis, Glossatella sp dan Chillodonella sp. Sedangkan bakteri yang menyerang biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi akibat luka karena penanganan, atau serangan parasit yang mengakibatkan terjadinya luka. Jenis bakteri yang ditemukan adalah Aeromonas hydrophilla.
Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit parasit adalah menggunakan formalin 25 ppm, garam 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial menggunakan Oxytetracycline 10 ppm dengan cara perendaman.

Budidaya Ikan Nila

kan Nila adalah ikan dengan pertumbuhan paling cepat dibandingkan ikan lain. Ikan nilan dapat tumbuh sampai 1 kg per ekornya dengan rasa dagingnya yang luar biasa enak. Ikan nila merupakan ikan favorit bagi para peternak ikan karena nilai jualnya yang tinggi sekaligus pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panen yang lebih pendek. Ikan nila juga mudah sekali pembudidayaannya, bahkan ikan ini dapat dibudidayakan dengan berbagai macam cara menggunakan kolam, jarring apung , atau karamba, di sawah, bahkan di kolam yang berair payau ikan ini mampu tumbuh dan berkembang.
cara budidaya ikan nila
cara budidaya ikan nila
Sejarah Ikan Nila
Ikan ini pertama kali dibawa dari Taiwan ke Bogor yakni di Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. setelah diteliti ikan nila desebarkan ke berbagai daerah perikanan dan diberi nama sesuai dengan nama latinnya yakni Nilotica. Dimana nama ini menunjukkan daerah asal ikan ini yakni sungai Nil di Benua Afrika. Awalnya ikan ini mendiami hulu sungai Nil di Uganda dan mereka selama bertahun – tahun habitatnya semakin berkembang dan bermigrasi ke arah selatan ke hilir sungai melewati danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir.Ikan ini dengan bantuan dari manusia sekarang sudah tersebar sampai ke lima benua. Meskipun habitatnya yang disukai adalah daerah tropis dan hangat.
Habitat ikan Nila
Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 –  30 derajat. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35% namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik.
Perkembangbiakan
Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini
Kebiasaan makan ikan Nila
Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas.
Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya.
Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan  yang betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan. Atau monosex
Prospek pasar
Jika anda tertarik untuk memelihara ikan nila sebagai species pilihan maka memang betul sekali pilihan anda. Minat pasar untuk ikan nila masih sangat lebar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi dengan harga yang cukup terjangkau pasar.
Jenis ikan nila yang menjadi target pasar dalam negri adalah jenis ikan nila lokal dimana anda bisa mensuply ikan anda ke berbai kolam pemancingan dan juga aneka rumah makan, sementara untuk pangsa ekspor anda sebaiknya memilih ikan nila merah dan ikan nila gift, yang tentu saja harganya pasti akan lebih mahal dibandingkan ikan nila biasa. Kualitas daging dan ukuran tubuh menjadi tuntutan bagi para peternak untuk mengekspor produknya. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah berat tubuh minimal 500g per ekornya dengan kualitas no 1. dan tujuan ekspornya adalah Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Amerika Serikat serta beberapa negara di Eropa.

Ikan arwana, Riau sarangnya

Ikan Arwana, khususnya jenis Sclerofages formosus internasional, sejak pertengahan 1975, sudah termasuk dalam daftar Appendiks ICITES (Convetion on International Trade in Endangered Species of Wild Flora dan Fauna). Ini berarti spesies ikan Arwana dengan jenis yang sama yang ada di sumatera dan Kalimantan yang terancam punah. Sama dengan terancamnya harimau sumatera.

Yang menurut Kepala BBKSDA Riau Rachman Sidik dan kepala seksi dan memberikan layanan Dwi Yani, Kamis (19 / 3)., Perdagangannya sangat ketat. Ikan mungkin tidak berasal dari alam. Namun, hasil tidak boleh penagkaran dan juga keturunan pertama atau generasin. Harus menjadi generasi atau dua, yang dikenal dengan istilah F2.

Dwi mengatakan ada dua alasan utama mengapa ikan Arwana dilindungi. Pertama, karena siatnya endemik yang berarti hanya ada khusus didaerah-daerah tertentu, terutama riau (termasuk pulau dan bangka jambi), Kalimantan dan Papua. Kedua, karena keterbatasan jumlah dialam.

Untuk melindungi keberadaan ikan di alam ikan Arwana juga tercantum dalam peraturan pemerintah nomor tujuh tahun 1999 tentang konservasi dan satwa liar. Itu yang kemudian menjadi dasar hukum yang orang-orang yang menangkap, melukai membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, menagkap, dan memperniagakan ikan Arwana dapat diisi dengan undang-undang nomor lima tahun 1990 pasal 21 ayat 2. pidananya sesuai dengan ketentuan Pasal 40 ayat 4 dapat dipidana yang lama untuk satu tahun penjara dan denda 5 juta lebih.

"Hukum ini memperkusut perdagangan tidak cukup berat. Mengapa tidak berat, silahkan Tanya Rumah untuk membuat aturan. Tapi harus diingat, bahwa diperdagangan luar negeri, Riau selalu menjadi salah satu sumber lokal Arwana perdagangan ilegal. Masalah ini dapat kecil, tetapi dampaknya nma baik internasional, "kata Rachman.

Riau telah berhasil penagkaran

Meskipun beberapa hari lalu, di pekanbaru, riau penagkapan telah terjadi pada salah satu pedagang ikan Arwana ilegal. Namun, menurut Dwi di Riau sendiritelah juga banyak perusahaan yang bergerak dalam usaha perdagangan ikan Arwana hukum. Setidaknya sebelas perusahaan yang memiliki izin penangkaran. Walaupun hanya tujuh yang memiliki izin memperdagangkannya dan enam dari mereka memiliki izin untuk ekspor.

"Setidaknya lebih dari sepuluh ribu setiap tahun ikan Arwana dari penangkaran ikan Arwana di riau. Itu dapat sertifikat dari jumlah yang kami keluarkan. Ikan selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga diekspor ke jepang, Taiwan, singapura, Hong Kong, dan cina, "kata Dwi.

Dengan penangkaran menurut Dwi, masyarakat dapat benar-benar memiliki ikan Arwana hukum. Karena itu, ia mendesak masyarakat penghobi ikan Arwana untuk ikan Arwana hukum saja. Yang ditandai dengan sertifikat untuk ikan Arwana oleh BBKSDA dan ditubuh ikan terdapat microchip nomor seri ikan. Seri pada microchip adalah sama seperti yang ada disertifikat.

Saran untuk ikan Arwana hukum juga telah dibangkitkan oleh Anuar Salma, pemilik PT Salmah Aquaprima Lestari (SAL) dan PT Silva Dena Aquamina. Menurut orang-orang yang memiliki perusahaan mengantongi izin sejak 1987 dari departemen kehutanan, dengan ikan Arwana ada hukum, maka hanya penghobi merasa lebih tenang. Dia juga sebagai pengusaha merasa nyaman. Meskipun diakuinya banyak persyaratan yang harus dipenuhinya.
Salma setidaknya menurut sejumlah tahapan yang telah lulus untuk membebaskan perusahaan perdagangan ikan Arwana di dalam dan luar negeri. Pertama memiliki izin penangkaran. Kedua, berhasil generasi kedua (F2) dan seterusnya. Ketiga, memiliki izin pengedar di negara ini. Keempat, mendaftar ikan Arwana yang akan diperdagangkan ke luar negeri dan sekretaris CITES meliki izin pengedar ke luar negeri.

"Kalau membawa ikan Arwana di negara harus dilaporkan ke BBKSDA menggunakan transportasi mendaparkan Surat Tumbuhan dan Satwa Liar Dalam Negeri (SATS-DN) dan Office of the Karantina Ikan Ikan karantina, dan harus diperiksa terlebih dahulu sebelum kamipun tentang kebenaran dan kepastian dari microchip dan sertifikat, "kata Salma dilaluinya tentang prosedur.

Begitupula ketika perdagangan luar negeri. Mereka harus melakukan hal yang sama panggung dan harus mendapatkan Surat transportasi Tumbuhan dan Satwa Liar Luar Negeri (SATS-LN).
Semoga sayap riau dapat terus mengembangkan sebagai negara pengekspor ikan Arwana.

PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO

I. PENDAHULUAN
Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.
II. Sistematika
Philum Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Telestei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae, Suku Claridae, Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinus.
Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele dumbo banyak ditemukan di rawa-rawa dan sungai di Afrika, terutama di dataran rendah sampai sedikit payau. Ikan ini mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup dalam air yang oksigennya rendah.
Lele dumbo termasuk ikan karnivora, namun pada usia benih lebih bersifat omnivora. Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan setelah berumur 2 tahun dan dapat memijah sepanjang tahun.
- Tanda induk betina: tubuh lebih pendek, mempu- nyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat.
- Tanda induk jantan: tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.
III. PEMBENIHAN
Saat ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara alami. Namun demikian banyak orang yang lebih suka memijahkan dengan cara buatan ( disuntik ) karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat.
A. Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 - 200 m2 dengan kepadatan 2 - 4 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 persen/hari dari berat tubuhnya.
B. Seleksi Induk
- Seleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan.
- Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang-kadang apabila dipijit kearah lubang kelamin, keluar telur yang warnanya kuning tua.
- Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelaminnya agak kemerahan

C. Pemberokan
- Pemberokan dilakukan dalam bak seluas 4 - 6 m2 dan tinggi 1 m, selama 1 - 2 hari.
- Pemberokan bertujuan untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad.
- Setelah diberok, kematangan induk diperiksa kembali.
D. Penyuntikan
- Induk betina disuntik dengan larutan hipofisa ikan mas sebanyak 2 dosis (1kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan 1/2 dosis atau ovaprim 0,3 ml/kg.
- Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung.
E. Pemijahan / Pengurutan
- Apabila akan dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik disatukan dalam bak yang telah diberi ijuk dan biarkan memijah sendiri.
- Apabila akan diurut, maka pengurutan dilakukan 8 - 10 jam setelah penyuntikan.
- Langkah pertama adalah menyiapkan sperma: ambil kantong sperma dari induk jantan dengan membedah bagian perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCl sebanyak 1/2 bagiannya. Aduk hingga rata. Bila terlalu pekat, tambahkan NaCl sampai larutan berwarna putih susu agak encer.
- Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian perut ke arah lubang kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung dalam mangkuk plastik yang bersih dan kering. Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata. Tambahkan larutan NaCl agar sperma lebih merata. Agar terjadi pembuahan, tambahkan air bersih dan aduklah agar merata sehingga pembenihan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan lagi air bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 - 3 kali agar bersih.
- Telur yang sudah bersih dimasukkan kedalam hapa penetasan yang sudah dipasang di bak. Bak dan hapa tersebut berukuran 2 m x 1 m x 0,4 m dan sudah diisi air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh permukaan hapa sampai merata. Dalam 2-3 hari telur akan menetas dan larvanya dibiar- kan selama 4-5 hari atau sampai berwarna hitam.
E. Pendederan
~ Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir
~ Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor kedalam tong, kemudian disebarkan ke seluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 250 - 500 g/m2.
~ Pemupukan menggunakan kotoran   ayam dengan dosis 500 - 1.000 gr/m2.. Kolam di isi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari, disemprot dengan organophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari.
~ Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 - 200 ekor/m2.
~ Pendederan dilakukan selama 21 hari. Pakan tambahan diberikan setiap hari berupa tepung pelet sebanyak 0,75 gr/1000 ekor.
IV. PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/l.

Ikan Nila Adalah Salah Satu Ikan Favorit Pemancing

Ikan Nila memiliki nama latin Oreochomis Niloticus, ikan ini merupakan favorit baru untuk pemancingan di kolam air tawar. Meski memiliki daging kulit yang tidak terlalu tebal, ikan ini tetap menjadi pilihan pemancing. Terutama di kolam atau waduk dan bendungan dengan pola hidup yang sangat toleran dengan alam, ikan ini mampu berkembang biak di habitat alam yang cukup extreme, dengan keadaan air yang payau dan setengah asin sampai di perairan yang berada di pegunungan yang suhunya dingin.
Ikan nila termasuk ikan omnivore yaitu pemakan segala, Untuk menarik ikan nila para pemancing dapat menggunakan umpan alami seperti cacing, laron atau umpan tumbuh – tumbuhan yaitu lumut. Lumut yang baik adalah lumut yang masih segar dan kalau anda susah mencari, dapat membelinya di penjual lumut di pinggir jalan. Pekerjaan ini cukup baru sebenarnya, mengingat dulu lumut tentu saja dapat dengan mudah anda cari di sawah – sawah dan pematang dengan tanpa bayar.
Ikan nila memiliki beberapa varietas, yang banyak di kembang biakkan adalah Nila lokal, Nila gift, Nila nifi atau nila merah. Pada saat di budidayakan, nila dapat diberi makanan pengganti seperti pelet. Nila yang dipelihara di kolam biasanya ditujukan untuk konsumsi dan untuk melayani pesanan kolam – kolam pancing yang sekarang banyak menjamur. Untuk pemancingan jenis ikan nila yang merupakan hasil pembenihan di kolam, biasanya pemancing menggunakan umpan buatan juga sebagai selingan selain lumut sebagai umpan utama.

Nikmatnya Budidaya ikan Gurami

Ikan gurami merupakan ikan air tawar yang sampai sekarang masih menjadi favorit  sebagai ikan konsumsi, dengan rasanya yang sangat nikmat ikan ini termasuk dalam golongan ikan mewah dalam ikan konsumsi. Banyak rumah makan menggunakan ikan gurami sebagai menu termahal dari daftar makanan mereka. Budidaya ikan gurami semakin digemari karena harganya yang mahal serta pembudidayaannya yang tidak terlalu sulit.
Jenis ikan gurami yang dibudidayakan sebagai ikan konsumsi adalah:
-          Ikan gurami angsa, memiliki  panjang  tubuh sampai dengan 65 cm dan berat tubuh bisa mencapai 6 – 12 kg per ekor. Warna tubuh abu – abu dengan sisik relatif lebar. Di daerah sunda biasa dikenal sebagai gurami soang atau gurami galunggung.
-          Gurami Jepang atau nama lainnya adalah gurami jepun,  panjang tubuh lebih pendek dibandingkan gurami angsa. Memiliki warna tubuh abu – abu kemerahan terutama ada ujung sirip – siripnya. Memiliki bentuk sisik kecil dan berat mencapai 3.5 kg dan panjang maksimal 45 cm.
-          Gurami Bluesafir, memiliki ciri fisik hampir sama dengan gurami yang lain namun memilii warna merah muda cerah. Berat maksimum mencapai 2 kg per ekor. Produktivitas telur mencapai 5000 – 7000 butir.
-          Gurami Paris, warnanya merah muda cerah tetapi kepalanya berwarna putih dan terdapat bintik – bintik hitam diseluruh tubuh. Berat maksimum mencapai 1,5 kg, dengan produktivitas telur 5000 – 6000 butir
-          Gurami perselen, memiliki warna merahmuda cerah dengan ukuran kepala relatif kecil. Kelebihannya adalah dalam menghasilkan telur jumlahnya bisa mencapai 10.000 butir setiap kali pemijahan. Gurami jenis ini adalah yang paling sering dicari sebagai benih unggul. Berat induknya mencapai 1, – 2 kg.
-          Gurami Bastar, tubuh jenis gurami ini agak kehitaman tetapi warna kepalanya putih. Bentuk sisik nya agak lebar, laju pertumbuhannya termasuk cepat namun jumlah telur yang dihasilkan tidak terlalu banyak hanya 2000 – 3000 butir setiap kali pemijahan.
-          Gurmi kapas, memiliki warna putih keperakan mirip kapas dengan bentuk sisik yang cukup besar. Benih gurai jenis ini dapat  tumbuh dengan  cepat dan dapat mencapai 1 kg dalam waktu sekitar 13 bulan semenjak menetas. Priduktifitas telurnya bisa mencapai 3000 butir setiap kali pemijahan.
-          Gurami batu, memiliki warna hitam dengan sisik yang kasar. Pertumbuhannya cenderung lambat dibandingkan jenis yang lain. Beratnya hanya mencapai 0,5 kg dalam waktu 13 bulan semenjak menetas.
Pakan ikan gurami
Ikan gurami termasuk dalam ikan pemakan segala atau omnivora. Di habitat asalnya ikan inimemakan fioplankton, zoo plankton, serangga dan daun tumbuhan lunak. Pada saat dewasa guramilebih suka memakan tanaman anir seperti azoll  mata lele ), lemna, Hydrilla ( ekor kucing ) Ceratopgyllum, myriophyllum ( ekor tupai, pistis ( apu – apu ), kangkung, dan genjer. Untuk pembudidyaan gurami di kolam umpan alaminya adalah daun talas ( daun sente ), daun pepaya, daun ubi kayu ( singkong ) dan kangkung. Saat dibudidayakan, ikan gurami dapat dioptimalkan pertubuhannya dengan memberinya pelet.
Teknologi budi daya
Ikan gurami termasuk ikan yang pertumbuhannya lambat jika dibandingkan dengan yang lain, meski pertumbuhannya lambat, namun pertumbuhannya dapat dipacu dengan pemeliharaan yang baik seperti penebaran pakan yang tepat, pengelolaan air yang sesuai, dan pemberian pakan yang  tepat  serta penanggulangan penyakit dan hama.  Pemeliharaan yang baik akan membuat tingkat kehidupan ikan gurami bisa meningkat sampai 85 – 90 %. Berdasarkan minat para peternak, jenis ikan gurami yang paling sering dibudidayakan adalah jenis gurami blausafir, gurami angsa, dan gurami paris. Karena ketiga jenis gurami tersebut memiliki jumlah telur yang sangat banyak, lebih dari 5000 butir per periode bertelur. Namun jika anda memilih yang pertumbuhannya paling cepat anda bisa memilih gurami jenis bastar. Karena jenis ini memiliki ukuran yang paling besar dan daya tubuhnya relatf kuat dan laju pertumbuhanya relatif cepat.
Pola Bisnis Budidaya Gurami
Pola budidaya gurami dapat disesuaikan dengan kecenderungan dan permintaan pasar, hal ini dikarenakan aspek perkembanganya yang relatif mudah yakni bisa memijah sepanjang tahun ( tanpa mengenal musim ) artinya, pembudidaya bisa mengembangkan ikan gurami sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan dana dan luas kolam yang dimiliki.